I. UMUM
Wilayah Indonesia yang berada pada posisi strategis, diantara Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa, menyebabkan kondisi iklim di Indonesia dipengaruhi oleh fenomena global seperti El Nino, La Nina, Dipole Mode, dan Madden Julian Oscillation (MJO). Iklim di Indonesia juga dipengaruhi fenomena regional, seperti sirkulasi monsun Asia-Australia, Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang merupakan daerah pertumbuhan awan, serta kondisi suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia. Fenomena lokal juga berkontribusi terhadap kondisi iklim Indonesia, seperti topografi yang bergunung, berlembah, daerah pantai, dan sebagainya, menambah beragamnya kondisi iklim di Indonesia. Secara klimatologis terdapat 293 pola iklim, dimana 220 pola merupakan Zona Musim (ZOM) yaitu daerah yang mempunyai perbedaan jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau (pola Monsun). Sedangkan 73 pola lainnya adalah Luar Zona Musim (Non ZOM), yaitu daerah yang umumnya memiliki ciri, terjadi 2 kali puncak hujan dalam setahun (pola Ekuatorial), atau mengalami curah hujan tinggi/rendah sepanjang tahun, atau daerah yang mengalami kejadian musim hujan dan musim kemarau kebalikan dengan di daerah Zona Musim (ZOM) pada umumnya.
II. KONDISI DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT YANG BERPENGARUH PADA MUSIM
HUJAN 2008/2009 DI INDONESIA
A. El Nino – La Nina
Aktivitas El Nino maupun La Nina hingga awal September 2008, yang ditunjukkan dengan indikator kondisi suhu muka laut di wilayah ekuator Pasifik (daerah Nino 3 & Nino 3-4) mengindikasikan pada kondisi netral, dan diprakirakan berlanjut hingga awal tahun 2009, sehingga selama Musim Hujan 2008/2009 fenomena di ekuator Pasifik diprakirakan netral.
B. Dipole Mode
Nilai Dipole Mode Indeks (DMI) selama Musim Hujan 2008/2009 diprakirakan berosilasi antara
+0.4 hingga -0.1, yang berarti masih berada dibawah nilai ambang pengaruhnya (<>-0.5).
Hal ini memberikan indikasi pergerakan uap air dari Samudera Hindia barat Sumatera ke
wilayah Indonesia pada kondisi intensitas normal.
C. Madden Julian Oscillation (MJO)
Monitoring terhadap aktivitas MJO, terkait kondisi gerakan udara vertikal di wilayah Indonesia,
pada awal hingga akhir September 2008 intensitasnya lemah hingga sedang. Sebagai dampaknya, pada awal hingga pertengahan September 2008 pembentukan awan-awan hujan berpeluang terjadi di wilayah Indonesia sekitar dan utara ekuator, sedangkan pada pertengahan hingga akhir September 2008 seluruh wilayah Indonesia dalam kondisi netral.
D. Sirkulasi Monsun Asia – Australia
Sirkulasi monsun di Indonesia pada awal September 2008, secara umum masih dalam kisaran
normal. Sementara, fenomena gangguan yang timbul, umumnya terjadi akibat adanya pola tekanan rendah di sekitar Filipina dan Laut Cina Selatan, diantaranya mencapai skala siklon
tropis seperti Kammuri dan Nuri yang terjadi pada bulan Agustus 2008. Munculnya tekanan
rendah ini telah memodifikasi pola sirkulasi monsun hingga mengakibatkan terjadinya hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia. Diprakirakan sel-sel tekanan rendah di sekitar Filipina dan Laut Cina Selatan ini masih akan terjadi hingga November 2008, sedangkan mulai Desember 2008 diprakirakan sel-sel tekanan rendah terjadi di wilayah selatan Indonesia. Sel–sel tekanan rendah di selatan Indonesia diprakirakan berpotensi menimbulkan hujan–hujan lebat khususnya di sekitar Lampung, Jawa, Bali, NTB dan NTT.
E. Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone / ITCZ)
Posisi ITCZ pada awal September 2008 masih disekitar Sulawesi Utara memanjang ke timur
hingga Papua bagian utara dalam pergerakan tahunannya kearah selatan. Jika dibanding posisi
rata-ratanya, posisi ITCZ ini masih dalam kisaran rata-ratanya, sehingga diprakirakan puncak
hujan yang terjadi di setiap wilayah juga akan terjadi pada waktu sekitar rata-rata wilayah
masing-masing.
F. Suhu Muka Laut di Wilayah Perairan Indonesia
Suhu muka laut masih mendingin cukup signifikan pada pertengahan Agustus 2008, bervariasi
dari -0.5oC sampai -1.0oC terhadap rata-rata, khususnya di perairan selatan Lampung, Jawa,
Bali ,NTB, dan Sumba, kondisi ini diprakirakan terus berlanjut hingga akhir Oktober 2008, yang
dampaknya akan mengurangi peluang pertumbuhan awan dan hujan khususnya wilayah
Indonesia bagian selatan.
III. RINGKASAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2008/2009 PADA 220 ZONA MUSIM
(ZOM)
A. Prakiraan Awal Musim Hujan 2008/2009
- September 2008 : 11 ZOM ( 5% dari 220 ZOM)
- Oktober 2008 : 82 ZOM (37% dari 220 ZOM)
- November 2008 : 92 ZOM (42% dari 220 ZOM)
- Desember 2008 : 35 ZOM (16% dari 220 ZOM)
B. Perbandingan Awal Musim Hujan 2008/2009 Terhadap Rata-Ratanya (Periode 1971–
2000)
- Maju dari rata-ratanya : 14 ZOM ( 6% dari 220 ZOM)
- Sama dengan rata-ratanya : 118 ZOM (54% dari 220 ZOM)
- Mundur dari rata-ratanya : 88 ZOM (40% dari 220 ZOM)
C. Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2008/2009
- Diatas Normal (AN) : 25 ZOM (11% dari 220 ZOM)
- Normal (N) : 129 ZOM (59% dari 220 ZOM)
- Dibawah Normal (BN) : 66 ZOM (30% dari 220 ZOM)
Prakiraan Musim Hujan 2008/2009 secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :
A. Awal Musim Hujan 2008/2009 di 220 Zona Musim (ZOM) diprakirakan sebagian besar
daerah terjadi pada bulan Oktober 2008 sebanyak 82 ZOM (37%) dan November 2008
sebanyak 92 ZOM (42%). Sedangkan awal Musim Hujan yang terjadi pada September 2008
sebanyak 11 ZOM (5%) dan Desember 2008 sebanyak 35 ZOM (16%)
B. Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1971- 2000), Awal Musim Hujan
2008/2009, sebagian besar daerah yaitu 118 ZOM (54%) sama dengan rata-ratanya dan 88
ZOM (40%) mundur terhadap rata-ratanya. Sedanglkan yang maju terhadap rata-rata 14 ZOM
(6%)
C. Sifat Hujan selama Musim Hujan 2008/2009 di sebagian besar daerah yakni 129 ZOM (59%)
diprakirakan Normal dan 66 ZOM (30%) Dibawah normal. Sedangkan yang Diatas normal
25 ZOM (11.8%)
IV. RINGKASAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN KUMULATIF PERIODE OKTOBER 2008 – MARET 2009 PADA 73 LUAR ZONA MUSIM (NON ZOM)
A. Curah hujan kumulatif selama periode Oktober 2008 sampai Maret 2009 di luar Zona
Musim, diprakirakan umumnya berkisar antara 1000 - 2000 mm, kecuali Kepulauan Natuna,
sebagian Gorontalo bagian selatan, Sulawesi utara bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian
barat dan timur, Sulawesi Selatan bagian tengah curah hujannya dibawah 1000 mm, sedangkan
Kepulauan Natuna, sebagian Gorontalo bagian selatan, Sulawesi utara bagian selatan, Sulawesi
Tengah bagian barat dan timur, Sulawesi Selatan bagian tengah curah hujan di atas 2000 mm
B. Sifat hujan kumulatif selama periode Oktober 2008 – Maret 2008 di Luar Zona Musim,
diprakirakan umumnya Diatas normal dan Normal, kecuali Kepulauan Natuna, Bengkulu
bagian selatan, sebagian Lampung bagian barat, sebagian Jawa Barat bagian tengah Dibawah
normal
IKHTISAR PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2008/2009 DI INDONESIA
Date: Sabtu, 27 Juni 2009
Label: Lingkungan Hidup
Label: Lingkungan Hidup
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar